Mungkin, kali ini banyak fenomena yang terjadi di kalangan para otaku (yang memproklamatirkan diri juga). Akan dua kata yang akan dibahas, yaitu "Waifu" melawan "Husbando". Fenomena ini muncul saat orang mulai menyukai sesuatu. Namun kali ini saya khususkan kepada para otaku. Mengapa demikian? Karena dua kata ini selalu memikat pada mereka. Baik itu cowok maupun cewek. Namun kali ini saya akan melakukan sedikit ngoceh-ngoceh pendapatku mengenai fenomena ini.
Peringatan, artikel ini memang kurang faedah sesuai dengan ngoceh-ngoceh sbeelumnya, namun, kali ini saya hanya sedikit pendapat saya mengenai fenomena ini. Fenomena Waifu dan Husbando menurut saya sendiri yang saya petik sedikit dari internet.
Asal muasal Waifu dan Husbando sebenarnya dibarengi bersamaan dengan fenomena Nijikon, dimana mereka terobsesi terhadap karakter 2 dimensi yang ada dalam anime, game (kadang kala 3d / VR), bahkan manga. Karakter ini sebenarnya tidak nyata / real (bukan dimensi apa-apa) yang menyebabkan mereka terobsesi kepadanya (termasuk penulis blog ini, namun dalam konteks berbeda).
Terobsesi terhadap karakter yang mereka sukai itu memang tidak masalah, namun setidaknya tidak boleh berlebihan terobsesinya (bahkan cinta mati). Oleh sebab itu, fenomena ini bisa dikategorikan penyakit sosial yang terjangkit dalam kumpulan otaku (bagi yang berlebihan). Oleh sebab itu, sebaiknya lebih sedikit sadar untuk mencerna konteks manakah kalian terobsesi sehingga menyebut dirinya waifu ataupun husbando?
Waifu dan husbando berasal dari frasa Inggris yaitu "wife" dan "husband" yang diadaptasi dalam bahasa yang cocok dan oke bagi para otaku, yaitu "waifu dan husbando". Memang tidak salah adaptasi kata-kata ini agar mendapatkan kata-kata yang cukup dikenang di mata penggemarnya. Sehingga mudah sekali diucapkan bagi kebanyakan ornag saat ini.
Waifu sendiri merupakan adaptasi frasa dalam kata bahasa Inggris "wife" yang artinya istri. Jadi setidaknya artinya sama dengan istri. Istri merupakan orang yang paling diidamkan dalam kehidupan nyata. Jadi intinya, mereka orang-orang yang menyukai suatu karakter wanita 2D / 3D yang ada dalam dunia animasi, game, maupun manga. Mereka memperlakukan karakter mereka seperti wife dalam kehidupan nyata, misalnya memberikan rasa hormat maupun dipamerkan kepada masyarakat luar. Sebenarnya tidak salah dalam memperlakukan karakter semacam ini. Namun sebaiknya tidak terlalu berlebihan dan masih ada dalam ambang wajar. Waifu memang identik dengan karakter cewek. Penggemarnya merupakan cowok-cowok. Namun konteks istri sendiri jangan dijadikan berlebihan dan harus ada batasan sebagai suka saja.
Sama halnya dengan waifu, yakni husbando. Husbando merupakan adaptasi dari frasa bahasa Inggris "husband" yang artinya suami. Sepeti waifu yang merupakan istri, kali ini diartikan sebagai suami. Jadi mereka yang menyukai karakter cowok dalam game, animasi, maupun manga. Memperlakukan selayaknya suami bagi mereka. Husbando indentik dengan karakter cowok, dan penggemarnya rata-rata merupakan cewek. Namun, konteks terbaik adalah jangan terlalu berlebihan dalam menilai karakter laki-laki hingga menjadikannya husband dunia nyata.
Yang mereka sukai dari awal adalah penggambaran karakter yang dibentuk dari studio pembuatan masing-masing. Penggambaran yang terlihat profesional inilah yang menjadi daya tarik pertama untuk menyita perhatian dari para penggemarnya. Bahkan bentuk fisik dari karakter tersebut merupakan suatu impian dari orang-orang yang mencitainya. Oleh sebab itu, sebaiknya lebih mengarah pada karakteristik yang mendukung dan memberikan pesan terhadap kehidupan. Memang tidak salah, namun perlu adanya batasan.
Saya sendiri pernah mengalami fenomena demikian rupa, namun dalam konteks dimana saya menyukai sifat karakter mereka sendiri. Karakteristik yang mereka bentuk sebenarnya cukup menyita perhatian saya dalam menyukai karakter yang saya idamkan. Namun seiring perkembangan jaman yang cepat dan usia yang berubah, saya tidak terlalu bahkan kurang mengharapkan mereka hadir di dunia nyata. Oleh sebab itu, usia yang akan mengubah pola berpikirmu menjadi lebih dewasa.
Memang tidak ada yang salah dari mereka dalam usia mereka tetap menyukai karakter yang mereka cinta. Namun dalam konteks usia, semakin tahun, mereka semakin berubah dan pikiran mereka dewasa sehingga mereka akan terbentuk karaker mereka sendiri. Menyukai karakter demikian juga dipengaruhi oleh hormon dalam diri manusia yang menyukai lawan jenis mereka. Oleh sebab itu, tidak ada yang salah dalam menyukai karakter anime maupun game yang mereka suka.
Satu-satunya yang akan dipersalahkan jikalau kalian terlalu berlebihan dalam menilai waifu maupun husbando. Bahkan kalian menjadikan mereka wife atau husband beneran/realitas. Itulah yang menjadi penyakit sosial di masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya kalian mulai berpikir dewasa dan lebih menfokuskan diri terhadap karateristik saja yang disukai.
Selagi saya tidak mempermasalahaknnya, maka tidak ada masalah bagi kalian yang meyukai karakter yang kalian sukai. Namun yang menjadi permasalahannya jikalau kalian terlalu membuatnya nyata di dunia. Bahkan dijadikan wife maupun husband sungguhan. Oleh sebab itu, satu-satunya cara adalah semakin usia anda tua, maka semakin mengertilah anda akan kehidupan dan pemikiran kalian mulai lebih dewasa tanpa kalian mengubah fisik kalian sendiri.
Untuk waifu dan husbando idaman, itu ada ditangan kalian sendiri. Saya tidak ingin mempermasalahkannya kecuali kalau sudah over, sebaiknya berpikir sedikit dewasa dalam mencerna suatu informasi agar bermanfaat di era saat ini.
Sekian dari Artikel ini Mungkin sekian dari artikel ini. Maaf kalau masih kurang faedah dalam artikel ini. Tidak perlu mempermasalahan mereka yang sudah menyukai waifu ataupun husbando mereka masing-masing. Mereka juga punya hak untuk menyukai mereka. Dalam konteks ini, sebaiknya menyukai hanya sekedar sifat dan kepribadian mereka yang postif maupun negatif yang ada dalam karkater tersebut.
Sekian dari artikel ini, semoga ada sedikit faedah untuk menyerap informasi yang diberikan. Semoga tidak menjadi bahan ejekan di mata masyarakat saat ini. Bagaimana dengan kalian menanggapi fenomena demikian?
Ueno? Idaman? |
Latar Belakang Waifu dan Husbando
Asal muasal Waifu dan Husbando sebenarnya dibarengi bersamaan dengan fenomena Nijikon, dimana mereka terobsesi terhadap karakter 2 dimensi yang ada dalam anime, game (kadang kala 3d / VR), bahkan manga. Karakter ini sebenarnya tidak nyata / real (bukan dimensi apa-apa) yang menyebabkan mereka terobsesi kepadanya (termasuk penulis blog ini, namun dalam konteks berbeda).
Terobsesi terhadap karakter yang mereka sukai itu memang tidak masalah, namun setidaknya tidak boleh berlebihan terobsesinya (bahkan cinta mati). Oleh sebab itu, fenomena ini bisa dikategorikan penyakit sosial yang terjangkit dalam kumpulan otaku (bagi yang berlebihan). Oleh sebab itu, sebaiknya lebih sedikit sadar untuk mencerna konteks manakah kalian terobsesi sehingga menyebut dirinya waifu ataupun husbando?
Waifu dan husbando berasal dari frasa Inggris yaitu "wife" dan "husband" yang diadaptasi dalam bahasa yang cocok dan oke bagi para otaku, yaitu "waifu dan husbando". Memang tidak salah adaptasi kata-kata ini agar mendapatkan kata-kata yang cukup dikenang di mata penggemarnya. Sehingga mudah sekali diucapkan bagi kebanyakan ornag saat ini.
Waifu sendiri merupakan adaptasi frasa dalam kata bahasa Inggris "wife" yang artinya istri. Jadi setidaknya artinya sama dengan istri. Istri merupakan orang yang paling diidamkan dalam kehidupan nyata. Jadi intinya, mereka orang-orang yang menyukai suatu karakter wanita 2D / 3D yang ada dalam dunia animasi, game, maupun manga. Mereka memperlakukan karakter mereka seperti wife dalam kehidupan nyata, misalnya memberikan rasa hormat maupun dipamerkan kepada masyarakat luar. Sebenarnya tidak salah dalam memperlakukan karakter semacam ini. Namun sebaiknya tidak terlalu berlebihan dan masih ada dalam ambang wajar. Waifu memang identik dengan karakter cewek. Penggemarnya merupakan cowok-cowok. Namun konteks istri sendiri jangan dijadikan berlebihan dan harus ada batasan sebagai suka saja.
Sama halnya dengan waifu, yakni husbando. Husbando merupakan adaptasi dari frasa bahasa Inggris "husband" yang artinya suami. Sepeti waifu yang merupakan istri, kali ini diartikan sebagai suami. Jadi mereka yang menyukai karakter cowok dalam game, animasi, maupun manga. Memperlakukan selayaknya suami bagi mereka. Husbando indentik dengan karakter cowok, dan penggemarnya rata-rata merupakan cewek. Namun, konteks terbaik adalah jangan terlalu berlebihan dalam menilai karakter laki-laki hingga menjadikannya husband dunia nyata.
Yang mereka sukai dari awal adalah penggambaran karakter yang dibentuk dari studio pembuatan masing-masing. Penggambaran yang terlihat profesional inilah yang menjadi daya tarik pertama untuk menyita perhatian dari para penggemarnya. Bahkan bentuk fisik dari karakter tersebut merupakan suatu impian dari orang-orang yang mencitainya. Oleh sebab itu, sebaiknya lebih mengarah pada karakteristik yang mendukung dan memberikan pesan terhadap kehidupan. Memang tidak salah, namun perlu adanya batasan.
Apakah Menjadi Seorang Otaku Terobsesi Waifu dan Hubsnado itu SALAH?
Jawabannya tidak salah, bukan penyakit sosial yang terlalu berlebihan di masyarakat. Namun satu hal yang harus diperkuat dalam hidup itu. Persiapkan untuk sedikit diejek antara waifu atau husbando dan anda sendiri dihadapan beberapa teman. Memang menilai orang itu sulit saat sedikit berhadapan dengan mereka. Namun saya lebih setuju jikalau ada batasan agar tidak menimbulkan penyakit yang berlebihan.Saya sendiri pernah mengalami fenomena demikian rupa, namun dalam konteks dimana saya menyukai sifat karakter mereka sendiri. Karakteristik yang mereka bentuk sebenarnya cukup menyita perhatian saya dalam menyukai karakter yang saya idamkan. Namun seiring perkembangan jaman yang cepat dan usia yang berubah, saya tidak terlalu bahkan kurang mengharapkan mereka hadir di dunia nyata. Oleh sebab itu, usia yang akan mengubah pola berpikirmu menjadi lebih dewasa.
Satu-satunya yang akan dipersalahkan jikalau kalian terlalu berlebihan dalam menilai waifu maupun husbando. Bahkan kalian menjadikan mereka wife atau husband beneran/realitas. Itulah yang menjadi penyakit sosial di masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya kalian mulai berpikir dewasa dan lebih menfokuskan diri terhadap karateristik saja yang disukai.
Selagi saya tidak mempermasalahaknnya, maka tidak ada masalah bagi kalian yang meyukai karakter yang kalian sukai. Namun yang menjadi permasalahannya jikalau kalian terlalu membuatnya nyata di dunia. Bahkan dijadikan wife maupun husband sungguhan. Oleh sebab itu, satu-satunya cara adalah semakin usia anda tua, maka semakin mengertilah anda akan kehidupan dan pemikiran kalian mulai lebih dewasa tanpa kalian mengubah fisik kalian sendiri.
Apakah Blog ini akan menulisnya tentang mereka?
Jawabannya ya, karena kami bukan menulis dalam konteks waifu sebagai istri idaman, namun sedikit mengulas kepribadiannya saja. Namun, dalam tanda kutip "Label Waifu". Untuk penulis sendiri masih sekitar apa yang mereka sukai dari karakter yang dimaksud. Dalam tulisan blog ini, kami hanya mengulas karakteristik yang terdapat dalam mereka agar kalian mengerti tentang mereka. Bukan dalam konteks Waifu idaman, tapi mengarah pada konteks dimana karakteristik yang dicari. Baik itu positif maupun negatif, serta dalam konteks memberi informasi dan hiburan kecil saja.Sekian dari Artikel ini Mungkin sekian dari artikel ini. Maaf kalau masih kurang faedah dalam artikel ini. Tidak perlu mempermasalahan mereka yang sudah menyukai waifu ataupun husbando mereka masing-masing. Mereka juga punya hak untuk menyukai mereka. Dalam konteks ini, sebaiknya menyukai hanya sekedar sifat dan kepribadian mereka yang postif maupun negatif yang ada dalam karkater tersebut.
Senyumanya.. Umaru |